Dalam rangka realisasi program Guru Bermutu, Buku Berkualitas, MNPK bekerja sama dengan Penerbit Erlangga menggelar Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 untuk para guru di MPK Ketapang.
Kegiatan ini berlangung di SD St Yosef Pangudi Luhur, Ketapang, Kalimantan Barat pada 5-8 Juni 2018.
Peserta adalah 50-an guru SD dari Yayasan Pangudi Luhur milik Bruderan FIC, Yayasan Pelayanan Kasih Fatima milik Konggregasi OSA, dan Yayasan Usaha Baik milik Keuskupan Ketapang.
Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang juga ikut hadir dalam pelatihan ini yang difasilitasi dua pembicara, Setyo Iswoyo dari Lembaga Training Milenial ’21 dan Dr. Dwi Ilham Rahardjo, M.Pd dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur.
“Program ini dicanangkan dalam rangka meningkatkan kualitas Lembaga Pendidikan Katolik,” kata Theo Wargito, sekertaris MNPK saat membuka rangkaian acara.
“Semoga guru berkualitas dapat menggunakan dan menguasai buku yang bermutu, dan buku yang bermutu jatuh di tangan guru yang berkualitas,” lanjutnya.
Br Jarwo FIC, Ketua MPK Keuskupan Ketapang menekankan pentingnya peningkatan kualitas guru dan kebutuhan terhadap buku yang bermutu.
”Di Ketapang, peningkatan kualitas guru dalam proses pembelajaran menjadi salah satu yang harus kami perhatikan dan terus kami tingkatkan,” ujarnya.
Upaya itu, kata dia, tentu saja dilakukan dengan keyakinan bahwa guru merupakan agen perubahan bagi anak didik.
“Selain menguasai proses pembelajaran, karakter guru pun perlu ditingkatkan,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan juga membutuhkan perhatian yang sungguh dari pihak pemerintah.
Bruder Jawo menyampaikan harapannya agar pihak pemerintah, dalam setiap keputusan yang diambil, lebih berpihak pada peningkatan kualitas pendidikan.
“Kecendrungan upaya sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan juga berbenturan dengan kebijakan pemerintah dalam menentukan buku pelajaran,” katanya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama MNPK dan Penerbit Erlangga yang ditandatangai pada 23 Maret 2018, di mana salah satunya adalah menyelenggarakan pelatihan sebanyak sepuluh kali dalam periode satu tahun.
MPK Ketapang merupakan yang pertama mendapat kesempatan pelatihan ini.
Hilarius Wibi Hardian, Marketing Komunikasi Penerbit Erlangga mengatakan, program ini adalah bentuk kepedulian mereka terhadap kemajuan LPK, hal yang menurut dia sama dengan apa yang diupayakan MNPK.
“Kita memiliki misi yang sejalan,” katanya.