JawaPos.com – Keajaiban dunia dongeng bisa menjadi cara tepat untuk membangun pendidikan karakter. Hal itu yang diyakini Emmanuella Mila, Pendiri Rumah Dongeng Pelangi. Karena kiprahnya, Mila dinobatkan menjadi salah satu dari sepuluh wanita inspiratif versi produk kosmetik Wardah.
Berawal dari kegemaran Mila mendongeng kepada anaknya saat masih di dalam kandungan, dia melihat bahwa mendongeng bisa membuat anaknya lebih cepat bicara dan memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua.
Lalu, kecintaan kepada dongeng serta kepedulian kepada pendidikan anak-anak kaum marjinal, mendorong Mila auntuk mendirikan Rumah Dongeng Pelangi.
Dia ingin mendongeng dapat digunakan sebagai metode pendidikan anak dan membangun karakter. Rumah Dongeng Pelangi juga mengajarkan guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk bisa mendongeng bagi anak-anak. Materi dongengnya beragam dari mulai cerita rakyat, fabel, hingga tematik seperti transportasi, hari bumi, dan lainnya.
“Dongeng bisa menanamkan nilai budi pekerti dan pendidkan karakter. Pengajarnya dari kami sendiri, ada 40 relawan terdiri dari guru, karyawan, dan mahasiswa,” ungkap Mila kepada JawaPos.com.
Menurut Mila, dongeng menjadi cara efektif sebagai bahasa universal dari orang tua kepada anak. Dongeng secara tak langsung dapat mengajarkan hal baik tanpa menggurui. Mila juga meminta kepada para ibu lewat kampanye dongeng sepuluh menit setiap hari.
“Minimal 10 menit sehari mendongeng. Menyisihkan waktu lebih banyak lebih baik. Ibu-ibu di perkotaan saat ini, kondisi ibu sibuk bekerja. Namun 10 menit saja menjadi momen spesial berkualitas untuk mereka. Jalankan 10 menit sehari, full dongeng untuk anak-anak,” katanya.
Menurut Mila, banyak perbedaan pada tumbuh kembang anak yang sering dibacakan dongeng dan anak yang jarang mendengar dongeng. Anak yang sering mendengar dongeng akan memiliki kosakata dan bahasa yang jauh lebih beragam. Kemampuan komunikasi mereka jauh lebih baik.
“Dongeng sejak anak dalam kandungan juga lebih baik. Karena suara ibu adalah suara pertama terbaik pada janin. Ikatan batin akan lebih kuat,” ungkapnya.
Mila menilai dengan mendengar dongeng, daya khayal anak lebih imajinatif dan kreatif. Apalagi saat masa keemasan di usia 1000 hari pertama (Golden Age), mendengar dongeng dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak.
“Imajinatif itu penting pada saat Golden Age mereka, dirangsang berpikir secara luas. Kami punya movement lewat dongeng untuk mendidik mereka sejak kecil,” tutur Mila. (cr1/JPG)