Di tengah banyaknya kritik yang ditujukan kepada Lembaga Pendidikan Katolik (LPK), antara lain terkait kian berkurangnya jumlah murid dan mulai menurunnya prestasi, hasil ujian nasional tahun 2017 ternyata menunjukkan bahwa sekolah-sekolah Katolik masih tetap eksis dan mampu mengukir prestasi.
Data yang dihimpun Mnpkindonesia.com, sejumlah sekolah katolik terbukti menjadi jawara di sejumlah provinsi.
Di Jawa Timur, para siswa SMA Kolese St Yusuf meraih nilai tertinggi di level provinsi. Di Nusa Tenggara Timur, SMA St Fransiskus Ruteng, Kabupaten Manggarai juga menempati posisi tertinggi untuk jurusan bahasa. Sementara IPA dan IPS diraih oleh SMA Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur.
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, SMA Seminari Mario John Boen, Pangkalpinang meraih peringkat pertama. Di Tarakan, Kalimantan Utara, siswa SMA Frater “Don Bosco” meraih nilai tertinggi untuk Bahasa Indonesia dan Ekonomi.
Sementara itu, di Pontianak, Kalimantan Barat, siswa SMA St Petrus dan SMA St Paulus mendapat nilai tertinggi untuk jurusan IPS.

Kunci Prestasi
Caroline Eveline, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP St Petrus Pontianak yang mewawancarai Kepala Sekolah SMA St. Paulus, Br Viany MTB dan Kepala Sekolah SMA St Petrus Pontianak, Romo Rudy Saleh, CDD mengatakan, ada sejumlah kiat yang dilakukan sekolah untuk terus berprestasi.
Para pemimpin sekolah, kata dia, terus-menerus memotivasi para siswa dan para guru untuk berani mengambil langkah-langkah terobosan, keluar dari kotak (out of the box).
Para guru, kata dia, juga diingatkan untuk semakin menyadari tugas mereka sebagai pelayan dengan segenap hati.
Ia menambahkan, para siswa yang berprestasi memang memiliki semangat belajar tinggi, yang sudah ada sejak TK, SD, dan SMP.
“Dan para gurunya memiliki semangat kolegialitas dan menghayati panggilan hidup dengan semboyan, ‘tetap bersemangat untuk hidup, bekerja dan berkarya.’”
Fidelis Waruwu, pengamat pendidikan mengatakan, sekolah- sekolah bisa berprestasi jika tetap memiliki motivasi tinggi untuk belajar.
“Potensi murid dan guru terus dikembangkan dan leader harus berani berpikir.di luar kotak,” katanya.
“Karena itu, guru dan kepala sekolah harus terus dilatih dalam hal kompetensi dan leadership-nya, selain memperkaya murid dengan informasi terbaru dan latihan soal-soal,” tambah Fidelis.
Sementara itu, Sr Odilia dari SMA St Marie Joseph Kelapa Gading, Jakarta mengatakan pentingnya sekolah satu atap agar ada kesinambungan bimbingan dan cura personalis peserta didik.
“Di sekolah St. Petrus Pontianak, misalnya, anak anak TK berlanjut ke SD, dari SD ke SMP dan dari SMP ke SMA. Hampir 99% anak anak ini dari TK sampai SMA di Petrus. Inilah yang membuat anak anak bisa berprestasi,” katanya.
Sr. Odilia pun berharap agar sekolah-sekolah katolik terus memperhatikan pendidikan dan pembinaan yang berkesinambungan demi meningkatkan prestasi dan memperkuat integritas sekolah.
Pastor Vinsensius Darmin Mbula OFM, Ketua MNPK mengatakan, dirinya menyampaikan profisiat atas keberhasilan sekolah-sekolah katolik.
“Yayasan, kepala sekolah dan para guru memang perlu terus-menerus menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga peserta dirik termotivasi untuk belajar,” katanya.
Jika hal itu terpelihara, menurut dia, peserta didik akan semakin dewasa dalam bernalar serta semakin berkarakter.
“Dengan sendirinya, lembaga pendidikan katolik terus memberi kontribusi penting bagi bangsa dan negara,” tegasnya.