Saudara saudari sebangsa setanah air yang terdidik dan terkasih. Salam kasih persaudaraan. Kita dipanggil tugaskan untuk merawat dan memelihara kasih persaudaraan dalam keanekaragaman (KPK).
Hari ini, 2 Mei 2017, kita merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) bertepatan dengan hari lahirnya Ki Hadjar Dewantara.
Kita mensyukuri bahwa Lembaga Pendidikan Katolik (LPK) sudah memberikan yang terbaik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kita juga sekaligus harus menatap dan menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik lagi, bagi dari aspek kepribadian maupun kedewasaan dalam beriman.
Kini dan di sini kita berhadapan dengan semakin menjamurnya narkoba, korupsi, radikalisme dan intoleransi serta fundamentalisme. Hal hal ini yang membuat rasa kasih persaudaraan dalam keanekaragaman semakin sirna dari bumi pertiwi ini.
Dalam semangat Bapak Ki Hadjar Dewantara, kita kobarkan hati kita untuk belajar dari sebuah taman yang indah dan elok sebab ditumbuhi beranekaragam puspa dan buah buahan. Sebuah taman yang mengizinkan bertumbuh, berkembang, berbuanga dan berbuahnya segala macam jenis tanaman yang berguna bagi seluruh makhluk dan planet ini. Taman adalah sebuah cermin refleksi yang mendalam tentang apa artinya kasih persaudaraan dalam keanekargaman.
Hardiknaskita kali ini kita rayakan dengan belajar dari sebuah taman yang menumbuhkan kasih persaudaraan dalam keanekaragaman. Dalam semangat/spiritualitas taman itulah, kita mau belajar untuk gerak bersama sama, untuk maju bersama menjadikan LPK lebih bermutu dan relevan.
Rakernas MNPK di Palembang pada 29 April-1Mei 2017 menekankan apa yang harus kita kerjakan bersama-sama demi LPK yang berkualitas.
Pertama, mendesain kurikulum 13 dalam Konteks Pendidikan Katolik dengan paradigma pedadogi reflektif dan kontekstual learning (multikultural) dan cura personalis.
Kedua, untuk itu dibutuhkan sarana dan prasarana, media dan metode pembelajaran yang interaktif, digital dan sistem pembelajaran komputational thinking.
Ketiga, juga dibutuhkan gerakan bersama untuk guru berekualitas, buku bermutu. Hal ini dilakukan lewat kerja sama.dengan mitra seperti Erlangga, Pesona Edu, Penerbit Kanisius, Grasindo, Andyoffset dan sejumlah perguruan tinggi.
Keempat, pelatihan dan pendidikan kepala sekolah (dalam rangka mendapat NUKS) bekerjasama dengan KKS (Asji), Malang, dan Marwita Magiswara Bandung.
Kelima, selain itu ada gerakan bersama subsidiaritas dan solidaritas, gerakan lima roti dua ekor ikan, ayo sekolah, ayo kuliah, dan geser ( gerakan seribuh rupiah).
Ketujuh, sebaiknya setiap MPK Keuskupan memiliki tempat pelatihan dan pendidikan bersama untuk on going formation bagi tenaga pendidik dan kependidikan.
Dengan sejumlah kegiatan kongkrit ini rasa-rasanya kita bisa mengangkat kembali wajah Pendidikan Katolik dari Sabang sampai Merauke dan dari Talaud sampe Rote.
Alhirnya selamat merayakan Hardiknas, “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wury Handayani.”
Semoga LPK semakin berkualitas dan berkarakter dengan mendidik peserta didik menjadi matang secara manusiawi dan kristiani. Semoga ya semoga. Marilah kita memulai lagi sebab sampai saat ini kita belum berbuat apa apa. Ut Omnes Unum Sint
Pastor Vinsensius Darmin Mbula OFM, Ketua MNPK