Oleh: Doni Koesoema A, Pemerhati Pendidikan
Ki Hajar Dewantara membayangkan kepemimpinan 3 dimensi dalam pencerdasan bangsa.
Ing ngarso sung tulodho adalah ungkapan yang singkat padat jelas, dan tidak bisa ditafsirkan lain selain kehadiran orang dewasa dalam pendidikan, terutama guru, perlu memberi contoh dan keteladanan pemikiran, perkataan dan perbuatan baik. Keteladanan dengan demikian terkait dengan integritas moral pendidik. Membentuk diri menjadi pribadi berintegritas adalah tantangan pertama.
Ing madya mangun karsa, saya artikan sebagai mereka yang ada di tengah, yang langsung terjun dalam karya-karya pendidikan, seharusnya mampu membangun kehendak kuat dalam diri peserta didik untuk juga membentuk diri menjadi pribadi berintegritas melalui pemikiran, perkataan, dan perbuatan, melalui kegiatan harian sekolah dan pembentukan budaya moral. Budaya katrol nilai, kecurangan selama ujian, dan kebijakan KKM yang distruktif memandulkan tumbuhnya kehendak baik menjadi pemelajar otentik berintegritas moral.
Tut wuri handayani sering diterjemahkan sebagai yang dibelakang, mendorong dan memotivasi yang di depan. Terjemahan ini mengabaikan pesan utama dalam kata handayani, berasal dari kata daya, yang berarti memberdayakan, empowerment, dan memerdekaan. Apakah kita sudah memberdayakan peserta didik dan memberi daya dan kekuatan agar mereka menjadi individu yang merdeka dalam berpikir dan memiliki otonomi moral sebagai pemelajar?
Kepemimpinan 3 dimensi KHD masih sangat relevan bagi kita. Semoga ini menjadi bahan refleksi dan perbaikan dalam diri kita.
Selamat merayakan Hari Pendidikan Nasional 2017