Mnpkindonesia.org – Keuskupan Agung Semarang (KAS) melahirkan sejumlah langkah terobosan demi mendorong peningkatan mutu pendidikan Katolik.
Terobosan-terobosan itu merupakan simpul dari pertemuan yang digelar pada 18 April 2017 yang dihadiri oleh 125 peserta, yakni para ketua yayasan, kepala sekolah, Komisi Pendidikan, Majelis Pendidikan Katolik (MPK), kuria keuskupan serta utusan dari beberapa yayasan di Keuskupan Purwekoeto dan Keuskupan Banjarmasin.
Romo Robertus Rubyatmoko, yang baru terpilih menjadi Uskup Agung Semarang dan akan ditahbiskan pada bula Mei, juga ikut dalam pertemuan tersebut.
Romo Gandhi Hartono SJ, Ketua MPK Semarang melaporkan bahwa sejumlah gagasan muncul dalam pertemuan itu.
Menurutnya, mereka antara lain memutuskan untuk menyatukan MPK dan Komdik, di mana Ketua MPK akan menjadi Wakil Ketua Komdik.
Keuskupan, kata dia, juga akan membuat center training and learning teacher untuk pelatihan guru, kepala sekolah dan perangkatnya.
Selain itu, kata dia, keuskupan menugaskan satu tenaga awam profesional sebagai sekretaris eksekutif yang bekerja fulltime dan berkantor di sekretariat.
“Tugasnya adalah mengawal program dan segala masalah pendidikan,” katanya.
Di samping itu, menurut dia, akan ditugaskan tim konsultan pendidikan yang terdiri dari para tenaga profesional pendidikan, hukum, keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang juga akan berhubungan dengan Dinas Pendidikan setempat. “Konsultor akan ditugaskan oleh uskup,” jelasnya.
Langkah berikut, menurut Romo Gandhi adalah akan dibuat gerakan solidaritas dengan menerapkan bantuan berlandasakan spirit “5 roti dan 2 ikan” untuk anak-anak yang tidak mampu.
Program serupa juga diterapkan di tingkat yayasan, di mana yayasan yang kuat dari segi finansial akan meminjamkan modal yang kemudian dikelola oleh Komdik dan bunganya untuk pengembangan sekolah yang tergolong lemah dari sisi finansial.
Menurut Romo Gandhi, gerakan pendidikan memang harus konkret dan utuh. “Maka butuh kesatuan gerak antara pengelola dan penyelengara pendidikan,” tegasnya.
Dalam rapat itu, kata dia, Romo Rubyatmoko juga menegaskan apa yang akan menjadi tugasnya, yakni terlibat konkret, baik secara langsung maupun melalui Komdik untuk memberi apresiasi terkait tata kelola sekolah yang baik, termasuk juga menegur apabila ada sekolah yang pengelolaannya tidak sesuai dengan nilai-nilai kekatolikan.

Pada 22-23 Mei mendatang, menurut dia, pengurus yayasan dan sekolah akan berkumpul lagi untuk mengadakan assessment tata kelola sekolah, juga pemantapan program-program. “Diharapkan peran Komdik dan MPK semakin nyata untuk perubahan positif dalam dunia pendidikan di Keuskupan Agung Semarang,” katanya.
Pastor Vinsensius Darmin Mbula OFM, Ketua MNPK mengapresiasi terobosan-terobosan tersebut. “Apa yang dihasilakan KAS sangat bernas. Dan ini tentu akan bisa mendorong peningkatan mutu pendidikan Katolik,” katanya.
Ia menambahkan, gagasan-gagasan itu tentu bisa menjadi gerakan bersama di lembaga pendidikan Katolik di level nasional.